Kamis, 28 Januari 2016

Penis Raksasa Ternyata Ada di Jepang dan Di Arak di Tagata Honen Matsuri

Tagata Honen Matsuri
Tagata Honen Matsuri  diadakan setiap tahun pada tanggal 15 Maret di kota Komaki, sebelah utara Nagoya. Tagata Honen Matsuri  sedikit berbeda dengan festival Jepang lainnya. Jika anda belum tahu, Tagata Honen Matsuri adalah festival kesuburan dimana orang Jepang, khusunya di Komaki memberikan persembahan kepada dewi kesuburan sebagai mentuk terima kasih atas hasil yang di raih tahun ini. Pusat acara utama pada prosesi ini adalah seperti “bambu gila” kalau di Indonesia, dimana para Pria menggotong sebuah lingga kayu besar dari satu kuil ke kuil yang lain. Bedanya hanya dari bambu dan kayu, tapi sama-sama gila sepertinya.

Bambu Gila Versi Jepang di Tagata Honen Matsuri
Pada pagi hari festival, orang-orang menuju kuil utama,  Festival ini mulai cukup ramai sekitar tengah hari, dengan beberapa taiko diikuti oleh kedatangan beberapa benda hias yang digotong sehingga terlihat mengapung, berwarna-warni dihiasi dengan pita kertas.Puncaknya sebuah Lingga Kayu Raksasa ukuran dua meter dan beratnya sekitar 280kg, sangat besar dan kokoh, berukiran sangat indah, dan ditempatkan di sebuah mikoshi (kuil portabel), berkilauan hangat di bawah sinar matahari, ini benar benar pemandangan yang sangat mengesankan. Setiap tahun, ukiran baru penuh cinta dibuat dengan kayu yang baru, dan lingga kayu raksasa tahun sebelumnya dilelang kepada kolektor dengan penawaran tertinggi, mungkin untuk ditempatkan di altar pribadi mereka.

Mikoshi (Kuil mini yang bisa dipindah/portabel)
Pada acara perayaan, orang-orang berebut untuk bisa menyentuh dan menggotong Kayu ini karena mereka memiliki kepercayaan bahwa siapa saja yang menggotong dan menyentuh kayu ini akan diberikan berkah yang sangat besar hingga tahun berikutnya. Meskipun berat, orang-orang riang dan melompat-lompat, banyak yang bergembira dari kerumunan saat melihat sanak atau teman mereka berhasil menyentuh kayu raksasa ini.

Sambil melihat kayu digotong oleh orang-orang, para dermawan di sepanjang jalan menuangkan sake, yang dibagikan secara gratis. Pada saat anda sampai di kuil utama, anda akan merasa sangat riang karena setelah lingga itu dimasukkan ke rumah baru hingga tahun yang akan datang,orang- orang berkumpul di alun-alun yang berdekatan dengan kuil ini untuk menikmati nage mochi, atau kue beras lempar. Jangan terlalu antusias untuk mengikuti acara ini dan jangan bangga ketika anda berhasil bahkan untuk bisa mendapat satu kue saja, karena rasanya sangat tidak enak. Seperti batu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar