Kamis, 28 Januari 2016

Atsuta Shrine, Saksi Bisu Kejayaan Masa Lalu Samurai di Jepang



Atsuta Shrine
Atsuta Shrine adalah kuil penting dalam sejarah Jepang , kuil ini diyakini berasal dari abad ke-1 dan dipimpin oleh Sang Suci Atsuta Ohkami. Atsuta Shrine (Kuil Cahaya) dianggap salah satu kuil paling suci di Jepang karena merupakan tempat dari Kusanagi-no-Tsurugi (katana), sebuah pedang suci yang merupakan salah satu dari tiga benda suci Imperial Regalia, dua yang lainnya adalah cermin di kuil Ise Jingu dan perhiasan di Istana Kekaisaran di Tokyo. Kemungkinan besar pedang yang ada saat ini adalah replika, karena seperti, pedang yang asli hilang dalam pertempuran laut Dan no Ura pada 1185 di lepas pantai Shimonoseki.
Atsuta Shrine adalah destinasi alias tujuan wisata nomor satu di Nagoya yang wajib dikunjungi, terutama pada hari suci kuil di Tahun Baru dan pada saat dilangsungkannya acara Shichi-Go-San festival. Shichi-go-san, yang secara harfiah bisa diartikan 7-5-3, adalah perayaan yang diadakan pada tanggal 15 November ketika seorang gadis berusia 3 tahun atau 7 tahun dan ketika anak laki-laki berusia 5 tahun.

Atsuta Jingu dikatakan dikunjungi oleh berkisar 8-9 juta orang per tahun. Kuil ini pernah dibom dalam Perang Dunia II tapi kemudian kemudian dibangun kembali oleh pemerintah Jepang pada tahun 1950-an. Atsuta Jingu dipandang sebagai pelindung pertanian daerah. Salah satu fakta yang mendukung benarnya statemen tersebut adalah dengan selalu diadakannya festival kuil dimana pada saat prosesi berlangsung dana yang dihabiskan bisa dikatakan mewh dan salah satu prosesiny adalah penanaman tanaman tani secara simbolis. Sepanjang tahun lebih dari 70 festival diadakan dalam aula besar kuil dengan festival utama diadakan pada tanggal 5 Juni.

Alasan lainnya kuil ini disakralkan adalah dengan keberadan sebuah pohon kamper tua raksasa berusia 1.300 tahun yang konon katanya ditanam oleh seorang pendeta Buddha yang terkenal Kobou Daishi, keberadaan Teater Noh, dan Bunka-den, gudang harta museum yang dipenuh lebih dari 4.000 aset budaya yang sangat berharga dan penting bagi Jepang, terutama pedang. 

Jika anda berkunjung ke sini, Anda dapat melihat banyak ayam berkeliaran. Saya kurang tahu apa relevansi ayam dengan kuil ini, keberadaan mereka tidak jelas. Tapi saya pikir ayam-ayam ini mungkin nantinya digunakan sebagai sarana persembahan untuk upacara tetapi ada juga yang bilang bahwa ayam-ayam ini adalah pertanda kedatangan Amaterasu, Amaterasu adalah Dewi Matahari( Seperti anda tahu orang Jepang Kuno menyembah matahari). 

Jalan menuju Atsuta Shrine
Jalan menuju Atsuta Shrine adalah jalan berhutan yang diapit oleh sungai, sangat indah. Di ujung jalan ini anda akan langsung sampai aula besar. Aula ini adalah tempat yang sangat indah dan cocok untuk berjalan-jalan sambi menikmati suasana spritual yang ada di kuil kuno ini. Disamping aula utama ini ada juga  sejumlah kuil kecil di sekitar kurang dikunjungi, tapi ada baiknya anda coba bertandang karena sub-kuil di kompleks atsuta shrine juga sangat menyenangkan untuk liburan. 

Gerbang Masuk Atsuta Shrine
Jika anda berkunjung ke Jepang, Atsuta Jingu berjarak sekitar 8 menit dengan berjalan kaki berjalan kaki dari Jingu Nishi di Jalur Meijo dari kereta bawah tanah Nagoya,  bisa juga 8 menit berjalan kaki dari JR Atsuta (Tokaido Honsen line) atau 5 menit dari Stasiun Jingumae Meitetsu, bisa dicapai selama 8 menit dari Stasiun Nagoya dengan Meitetsu Terbatas Express train . Jika Anda menghubungkan dari Jingumae Station ke Jingu Nishi berjalan melalui kuil. Sebelah Barat dari Atsuta Jingu adalah Nagoya Congress Center (tempat dari COP 10 konferensi), Nagoya Gakuin University dan Shirotori Park.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar